Selasa, 12 Juli 2011

Okiku Doll


Okiku Doll??apaan tuh??ko baru denger..??Saya kuliah Jurusan Bahasa Jepang tapi baru denger soal Boneka Okiku itu,Wah Gaswatt,,(Ketinggalan Berita). Tepatnya pas kumpul-kumpul di kampus,anak-anak cerita hal-hal mistic tentang Jenglot,,nah salah satu teman seangkatan saya namun beda kelas yang juga pernah ke Jepang waktu ngambil sabuk Hitam Jujitsunya cerita, kalau di Jepang ada boneka yang namanya Okiku. Karena saya penasaran, pulang dari kampus saya Googling lah, dan ternyata memang ada. Jadi gini Ceritanya, awalnya boneka ini di beli sama pemuda yang bernama Eikichi Suzuki,,di sapporo-Jepang pada tahun 1918. Boneka itu dia beli buat adiknya yang berumur 2 tahun yang bernama Okiku. Singkat cerita, anak itu meninggal karena demam, tadinya keluarga gadis itu mau memasukan   boneka itu ke peti mati Okiku, tapi entah kenapa mereka lupa. jadi Boneka itu disimpanlah di altar rumah sebagai tanda untuk memperingati Okiku. Namun,lama kelamaan rambut boneka itu terus menerus memanjang (Wah Ngeri juga). Lalu keluarga Suzuki pada tahun 1938 pindah ke shakalin dan boneka itu pun dititipkan di kuil Mannenji di kota Iwamizawa-Hokkaido.Menurut penjaga kuil pun membenarkan bahwa rambut boneka itu dari hari ke hari terus memanjang, walaupun sempat di potong,namun rambutnya tetap memanjang sampai selutut boneka itu. Boneka itu sendiri berukuran 40cm. 


Boneka ini pun sempat diteliti oleh peneliti jepang, dan alhasil dari uji forensik rambut yang tumbuh di boneka itu persis dengan rambut yang tumbuh pada anak berusia 10 tahun.
Rasa penasaran saya belum berakhir sampai di sana,,saya punya Senpai (kakak kelas) di kampus yang memang ibunya dan dia sendiri pun Lahir di Jepang dan kebetulan kampung halamannya pun di Sapporo. Saya sms lah dia. Senpai itu di kampus biasa di panggil dengan nama pendeknya 'Oshin', dan ternyata dia juga membenarkan hal itu tenyata ada. Dan dia bilang Boneka itu sekarang sudah di Museumkan. Saya pun ga cuma bertanya sama Senpai saya itu, saya tanya sama dosen saya yang asal Saporo juga dan ternyata memang benar adanya,namun katanya boneka itu di luar nalar,aneh.

Senin, 11 Juli 2011

Insomnia vs Social Media

Susah tidur??? 
Jejaring Sosial atau biasa disebut Social Network yang beberapa tahun belakangan ini semakin berkembang pesat dengan jumlah yang sangat banyak, seperti facebook, twitter,myspace,skype dan masih banyak lagi bahkan ada juga banyak yang hasil ciptaan anak bangsa kita sendiri (Indonesia) disadari atau tidak semua jejaring sosial yang ada berpengaruh terhadap perubahan pola tidur. Perubahan pola tidur yang saya maksudkan adalah bukan waktu tidur yang berubah tetapi intensitas waktu tidur itu yang menjadi berkurang. Mengapa dan Bagaimana hubungan jejaring sosial dengan pola tidur bisa saling berhubungan? apakah benar Social Media Penyebab Insomnia?facebook/twitter di tengah malam dengan isi “aku gak bisa tidur nih”, hal ini lah yang mengundang orang lain yang kebetulan juga belum tidur untuk merespon status itu sehingga terjadilah komunikasi yang panjang hingga gak mengenal waktu istirahat lagi.


Mengapa??
Salah satu faktor yang mendorong terjadinya hal ini adalah dikarenakan keinginan untuk terus berada diruang lingkup dunia maya, dimana hasrat untuk terus berkomuniakasi dengan orang banyak yang tak ingin dihentikan pada saat itu juga, inginnya nanti atau sebentar lagi tanpa ada batasan waktu yang jelas. Faktor yang kedua mendorong hal ini adalah rasa ingin diketahui oleh banyak orang. Wajar karena setiap orang ingin dirinya dikenal oleh banyak orang, salah satunya dengan sekedar mengupdate status


Bagaimana???
Bagaimana hal ini bisa terjadi dengan skala yang cukup besar? Salah satu faktor menurut saya adalah karena banyaknya teman yang dimiliki di jejaring social. Semakin banyak teman maka semakin banyak pula komunikasi yang akan terjadi dan semakin lama pula lah waktu untuk beristirahat itu dimulai.


Tak tidur karena online,, Siapa Korban dibalik Semua ini??
Sebenarnya gak perlu ada kata korban disini kalau kita semua bijak menyikapi kehadiran jejaring sosial yang ada saat ini. Kita gak bisa bilang anak-anak sekolah yang menjadi korban lebih besar, atau mahasiswa atau mungkin mereka yang sudah bekerja. Semuanya sama, siapa pun kita bisa menjadi “korban” jejaring sosial selama kita mampu me-manage waktu kita masing-masing. 


UpayaPencegahan!!
Apa yang harus dilakukan agar tidak terlalu jauh menggunakan "Jejaring Social" sampai-sampai menyita waktu istirahat? Kembali pada diri kita masing-masing karena hanya kita yang mampu menjawab itu, dan untuk para orang tua sebisanya melakukan kontrol terhadap anak-anaknya. Karena sangat banyak anak-anak yang masih saja online tengah malam padahal besok harus ke sekolah.